
Mindar Si Robot Pendeta Jepang dengan Teknologi Artificial Intelligence
January 27, 2020
Cara Jepang Tangani Virus Corona Patut Ditiru Dunia
January 28, 2020Cara Jepang Hadapi Bencana | Bencana alam bisa terjadi dimanapun, kapanpun, dan melanda siapa saja tanpa memandang status sosial. Jepang menjadi salah satu negara yang paling rawan dilanda bencana alam di dunia, utamanya bencana gempa bumi dan tsunami. Masih teringat di pikiran kita tentang tragedi memilukan yang menimpa negara jepang beberapa tahun silam. Tepatnya pada 11 Maret 2011, terjadi gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,0 sr yang mengguncang beberapa wilayah Jepang hingga menciptakan gelombang Tsunami setinggi 10 meter. Tsunami tersebut menyapu habis pemukiman di sekitar Kawasan Tohoku di lepas pantai Samudera Pasifik, tepatnya wilayah timur Sendai, Honshu, Jepang. Diketahui sebanyak 29.000 orang tewas dan beberapa orang hilang akibat tragedi mengerikan yang juga dikenal dengan nama Gempa Tohoku tersebut.
Di Indonesia sendiri juga menjadi salah satu negara dengan potensi bencana alam gempa bumi yang tertinggi. Hal tersebut dikarenakan Indonesia, dan juga Jepang termasuk dalam wilayah Ring of Fire (Cincin Api Pasifik). Sebut saja tragedi Gempa Bumi dan Tsunami paling mematikan di Indonesia yang terjadi di sekitar wilayah Kota Banda Aceh pada tahun 2004 silam. Gempa berkekuatan 9,3 SR yang juga memicu gelombang Tsunami tersebut menyebabkan sekitar 170.000 orang tewas dalam tragedi mematikan tersebut.
Tentu masih teringat jelas di ingatan kita bagaimana Indonesia kembali berduka atas tragedi gempa bumi dan tsunami dahsyat yang menerjang beberapa wilayah Tanah Air pada pertengahan dan menjelang akhir tahun 2018 lalu. Tepatnya, pada bulan September 2018 telah terjadi gempa bumi berkekuatan 7,4 SR di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Menurut data BNPB, gempa tersebut memicu datangnya gelombang Tsunami dengan ketinggian berkisar 3-6 meter dan menimbulkan kerusakan parah di sebagian wiayah terdampak Gempa. Diketahui, tragedi naas tersebut menyebabkan sebanyak 384 orang meninggal dunia, 29 dikabarkan hilang, dan 540 mengalami luka berat.

Sumber: https://phys.org/
Kemudian, menjelang akhir tahun 2018, tepatnya pada tanggal 22 Desember 2018 terjadi bencana alam Tsunami yang menerjang beberapa wilayah pantai di daerah Selat Sunda, yakni Pantai Pandeglang, Serang, dan Lampung Selatan. Gempa tersebut terjadi karena aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau dan menyebabkan puluhan orang meninggal dunia, ratusan orang luka-luka, serta beberapa orang dikabarkan hilang. Gelombang Tsunami yang ditimbulkan dari gempa tersebut menyapu bersih Kawasan pantai yang terkenal sebagai destinasi wisata di beberapa daerah Banten
Selain gempa bumi, Indonesia saat ini tepatnya sedang disibukkan dengan kejadian bencana alam Banjir yang terjadi akibat naiknya intensitas hujan secara ekstrim pada beberapa wilayah di Tanah Air. Wilayah Jabodetabek bahkan disebut-sebut mengalami bencana banjir yang terparah di awal tahun 2020 ini. Berdasarkan catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir tersebut mengakibatkan puluhan ribu rumah warga terendam serta merenggut belasan korban jiwa.
Jepang menjadi salah satu negara pariwisata yang paling banyak dituju oleh wisatawan dari berbagai negara di seluruh belahan dunia. Dengan intensitas kemungkinan terjadi bencana alam yang tinggi, seperti Gempa Bumi dan Tsunami. Maka, pemerintah Jepang sangat menyadari akan pentingnya berbenah menangani dan mencegah secara lebih serius permasalahan ini, demi meminimalisir dampak yang ditimbulkan dari kerusakan akibat bencana alam tersebut.
Gempa Bumi dan Tsunami Dahsyat Sepanjang Sejarah Jepang

Sumber: https://indeksnews.com/
Salah satu Gempa Bumi dan Tsunami terbesar yang pernah tercatat pada awal sejarah peradaban di Jepang yaitu Gempa Genroku pada tahun 1703. Gempa berkekuatan 8 SR tersebut mengguncang wilayah Sagami Bay, sekitar 40 kilometer dari Ibukota Jepang, Tokyo. Gempa yang berpusat di tengah lempeng tektonik itu memicu gelombang Tsunami dan mengakibatkan korban jiwa setidaknya 108.000 orang. Hanya terdapat dua tragedi Gempa Bumi di Jepang yang memakan korban jiwa hingga lebih dari 100 ribu orang.
Sepanjang tahun 1700-an, banyak terjadi beberapa gempa bumi di wilayah Jepang. Salah satunya terjadi di Pulau Honshu dan Shikoku. Gempa berkekuatan 8,6 SR yang dikenal dengan nama Gempa Hoei tersebut mengguncang wilayah Hokkaido dan Tokai serta telah memakan lebih dari 5.000 korban jiwa. Gempa Hoei juga dipercaya sebagai bencana alam yang memicu erupsi Gunung Fuji pada 50 tahun setelahnya.
Beberapa ratus tahun setelah Gempa Genroku dan Hoei, tepatnya pada tanggal 1 September 1923, terjadi sebuah gempa besar yang berpusat di Pulau Honshu, Jepang. Tragedi gempa tersebut dikenal dengan nama Gempa Besar Kanto. Gempa dahsyat berkekuatan 7,9 SR tersebut berlangsung selama 10 menit dan berhasil meluluh lantahkan wilayah Kanto, bahkan hingga ke Tokyo. Terdapat sekiranya 2 juta rumah warga yang hancur akibat tragedi tersebut dan sebanyak 142.800 orang meninggal dunia. Gempa Besar Kanto dikenal sebagai bencana alam paling mematikan dalam sejarah Jepang.
9 Inovasi Cara Jepang Hadapi Bencana Alam
Jepang tercatat sebagai salah satu negara yang paling rawan mengalami bencana alam seperti Gempa Bumi dan Tsunami. Padahal, Jepang juga menjadi salah satu tujuan favorit destinasi wisata bagi turis mancanegara yang terus meningkat setiap tahunnya. Di pertengahan tahun 2019 saja, tercatat sebanyak kurang lebih 16,6 juta wisatawan asing telah mengunjungi Negeri Sakura tersebut. Maka, penting bagi pemerintah Jepang untuk mengatasi permasalahan atas terjadinya bencana alam yang dapat menghambat jalannya perekonomian negara Jepang. Berbagai cara pun dilakukan untuk meminimalisir kerugian yang dihasilkan dari tragedi bencana alam yang memilukan tersebut.
1. Penerapan Aturan Bangunan Tahan Gempa

Cara Jepang Hadapi Bencana | Sumber: https://bestseller.superbangunjaya.com/
Sejak tahun 1981, dibuat peraturan hukum dalam negara Jepang yang mengatur tentang standar rumah atau bangunan tahan gempa di Jepang. Tujuannya untuk meminimalisir kerusakan dan jumlah korban jiwa yang tertimpa reruntuhan bangunan saat gempa terjadi. Terdapat dua syarat utama dalam peraturan ini, yakni bangunan tidak akan runtuk oleh gempa dalam 100 tahun kedepan dan jaminan bahwa bangunan tidak rusak selama 10 tahun pembangunannya.
Dilansir dari Culture Trip, terdapat sekitar 87% bangunan yang mampu bertahan dari guncangan gempa di Kota Tokyo, Jepang. Jadi, bagi kalian yang ingin berkunjung dan merencanakan penginapan di Negeri Sakura tersebut tidak perlu khawatir lagi saat terjadi gempa bumi dan kalian masih berada di dalam bangunan hotel penginapan. Karena seluruh bangunan disana sudah hampir dipastikan tahan terhadap gempa karena telah melalui tahap seleksi keamanan bangunan yang cukup ketat.
2. Kereta Shinkansen

Cara Jepang Hadapi Bencana | Sumber: https://m.tribunnews.com/
Shinkansen atau jaringan kereta peluru merupakan kereta Jepang yang memiliki kecepatan hingga 320 km/jam. Seperti Namanya, kereta ini berbentuk dan bergerak sangat cepat layaknya sebuah peluru. Selain menjadi mode transportasi yang cukup efisien menghemat waktu tempuh perjalanan karena kecepatannya yang luar biasa, kereta ini juga telah dilengkapi dengan sistem keamanan anti gempa.
Shinkansen dilengkapi dengan sensor gempa yang akan otomatis menghentikan laju kereta saat mendeteksi adanya guncangan akibat gempa. Sehingga bisa mencegah adanya korban jiwa saat gempa akibat kecelakaan dalam kendaraan. Pada kasus gempa Tohoku pada tahun 2011 silam, sebanyak 27 kereta shinkansen telah menyematkan sensor gempa. Hasilnya, saat terjadi guncangan-guncangan kecil beberapa kereta mulai berhenti secara otomatis. Sehingga tidak ada korban tewas bahkan terluka di dalam kereta saat gempa terjadi.
3. Pelatihan Simulasi Bencana Gempa di Sekolah

Cara Jepang Hadapi Bencana | Sumber: https://www.hipwee.com/
Simulasi bencana alam penting dilakukan untuk mengantisipasi jatuhnya banyak korban jiwa. Di Jepang sendiri, simulasi gempa giat dilakukan bahkan sejak usia dini, tepatnya di bangku TK dan Sekolah Dasar. Anak-anak di Jepang sudah diajarkan cara agar tidak panik dan segera menyelamatkan diri saat terjadi gempa bumi.
Hal mendasar dalam simulasi gempa saat berada di dalam ruangan pada bangunan tinggi yaitu berlindung dibawah benda yang kokoh seperti meja sambil melindungi bagian atas kepala. Namun, apabila berada di bangunan lantai dasar sangat disarankan untuk segera keluar dan mencari ruangan terbuka demi menghindari reruntuhan bangunan. Pelatihan simulasi bencana seperti ini wajib diterapkan pada seluruh sekolah di Jepang.
4. Sistem Peringatan Gempa Otomatis Melalui Ponsel dan TV

Cara Jepang Hadapi Bencana | Sumber: https://m.brilio.net/
Saat terjadi gempa bumi di Jepang, seluruh acara TV akan otomatis berubah ke siaran peringatan gempa. Hal ini diharapkan dapat menimbulkan kesadaran masyarakat akan antisipasi bencana alam. Selain melalui saluran televisi, beberapa aplikasi smartphone di Jepang juga menyediakan fitur peringatan dini saat terjadi gempa. Aplikasi akan membunyikan notifikasi di ponsel kita saat gempa terdeteksi di sekitar wilayah Jepang.
5. Tsunami Shelter

Cara Jepang Hadapi Bencana | Sumber: https://www.hipwee.com/
Alat darurat ini diperuntukkan bagi masyarakat Jepang yang bertempat tinggal di wilayah pesisir pantai yang rawan terjadi Tsunami. Shelter ini berbentuk layaknya sebuah mini bus dengan kemampuan menampung kapasitas sebanyak 20 orang didalamnya. Terdapat kotak obat, pelampung, bahkan persediaan makanan bagi para penumpangnya saat terjadi bencana Tsunami.
6. Saluran Penguras Air Banjir dan Tsunami

Cara Jepang Hadapi Bencana | Sumber: https://terasjabar.id/
Pemerintah Jepang baru saja membangun sebuah inovasi baru dalam mengatasi bencana banjir dan tsunami, yaitu G-Cans yang merupakan sebuah saluran air terbesar dan tercanggih di dunia. Proyek ini bekerjasama dengan Metropolitan Area Outer Underground Discharge Channel. G-Cans digadang-gadang akan menjadi solusi yang sangat ampuh bagi Jepang menghadapi terjangan air akibat bencana Tsunami. Bangunan ini memiliki panjang 177 meter dan tinggi 25,4 meter, serta terdapat 78 pompa air dan sebuah turbin berkekuatan setara dengan 14.000 tenaga kuda. Pompa air tersebut mampu menyedot 200 ton air perdetiknya.
7. Dinding Raksasa Penahan Tsunami

Cara Jepang Hadapi Bencana | Sumber: https://www.yukepo.com/
Negara Jepang memang terkenal dengan kecanggihan teknologinya dalam menangani segala macam permasalahan yang menimpa negaranya. Dalam hal mengantisipasi bencana alam seperti Tsunami misalnya, pemerintah Jepang tengah gencar-gencarnya membangun beberapa tembok atau dinding raksasa penahan Tsunami di sepanjang jalur pantai di Jepang. Pembangunan dinding tersebut diharapkan mampu menahan derasnya air tsunami agar tidak sampai masuk dan menghancurkan pemukiman warga yang berada dekat dengan daerah pantai.
8. Tas Ransel Darurat Bencana

Cara Jepang Hadapi Bencana, Sumber: https://travel.tribunnews.com/
Demi meminimalisir jumlah korban jiwa saat terjadi bencana, pemerintah Jepang rajin mengedukasi warganya tentang cara bertahan hidup saat dilanda bencana alam. Salah satu caranya yakni memberikan sebuah ransel berisi perbekalan darurat bencana kepada setiap rumah tangga disana. Didalam ransel tersebut terdapat berbagai peralatan darurat yang bisa berguna untuk bisa dipakai bertahan hidup selama seminggu saat terjadi bencana. Peralatan tersebut diantaranya seperti obat-obatan, makanan, senter, masker, selimut hangat, tali, radio, hingga toilet portable. Alat ini hampir mirip dengan kotak P3K yang biasa kita jumpai di Indonesia, namun dengan kapasitas peralatan yang lebih banyak dan fleksibel untuk dibawa kemana-mana.
9. Makanan-Makanan Darurat Gempa
Perbekalan makanan sangat dibutuhkan untuk bertahan hidup saat bencana alam terjadi. Jepang sebagai negara dengan segala kemajuan teknologi dan inovasinya mampu menciptakan beberapa produk makanan yang ditujukkan khusus saat kondisi darurat bencana. Diantara makanan tersebut bahkan ada yang mampu bertahan hingga 3 tahun lamanya. Beberapa produk makanan tersebut adalah Nasi Kering, Roti Kaleng, serta makanan instan siap saji yang bisa dihangatkan tanpa menggunakan api.
Nah, sangat menarik mengikuti kecanggihan inovasi 9 cara Jepang hadapi bencana di negaranya, terutama seperti Gempa Bumi dan Tsunami. Mulai dari menerapkan aturan rumah tahan gempa sampai persiapan beberapa inovasi peralatan darurat gempa menjadi solusi bagi masyarakat Jepang agar tidak khawatir lagi saat terjadi bencana alam di wilayahnya. Jadi penasaran kan ingin datang berkunjung ke Jepang dengan berbagai inovasi canggihnya tanpa khawatir dengan bencana alam karena keamanan yang begitu terjamin. Selain persiapan materi yang dibutuhkan, persiapan berbahasa Jepang yang lancar juga sangat perlu lho. Kamu tentu tidak mau kalau sampai salah mendapat informasi dari orang Jepang saat sedang berkunjung ke Negeri Sakura tersebut.
Tensai Nihongo Bunka Gakuin Karawang hadir sebagai LKP Bahasa Jepang terbaik dan terpercaya nomor 1 di Karawang sejak tahun 2011. Kami hadir untuk menjembatani masyarakat yang menginginkan kebutuhan akan layanan jasa edukasi dan penerjemahan Bahasa Jepang-Indonesia dengan biaya yang terjangkau.
Profil Singkat Jasa Penerjemah Tensai Nihongo Bunka Gakuin
Bagi Anda yang membutuhkan layanan jasa penerjemah Bahasa Jepang-Indonesia, Tensai Karawang juga menyediakan jasa cepat penerjemah Bahasa Indonesia-Jepang yang terpercaya dan bersertifikasi. Lokasi yang mudah dijangkau dan dekat dengan perindustrian di Karawang menjadikan salah satu kelebihan kami. Kantor pusat Tensai sangat mudah diakses dari pusat kota Karawang. Hanya perlu waktu tempuh 15 menit dari Stasiun Karawang, 10 menit dari Gerbang Tol Karawang Barat.
Tensai Karawang telah bekerjasama dengan lebih dari 80 perusahaan di wilayah Karawang dan sekitarnya. Bagi kalian yang penasaran dan butuh jasa cepat penerjemah dari Tensai bisa datang langsung ke kantor Tensai Nihongo Bunka Gakuin di Ruko Emporium, Jl. Galuh Mas Raya No.5, Sukaharja, Kec. Telukjambe Timur, Kab. Karawang, Jawa Barat.
Referensi
Artikel di atas dibuat dengan bersumberkan: