Menggantung Harapan pada Perayaan Tanabata

Coretan Belakang Buku Tulis itu Doodle
July 29, 2016
Tsukimi: Menikmati Indahnya Bulan Pertengahan Musim Gugur
September 20, 2016
Coretan Belakang Buku Tulis itu Doodle
July 29, 2016
Tsukimi: Menikmati Indahnya Bulan Pertengahan Musim Gugur
September 20, 2016

Menggantung Harapan pada Perayaan Tanabata. Tanabata atau Festival Bintang merupakan satu perayaan yang berkaitan dengan musim panas di Jepang, Tiongkok dan Korea. Hampir seluruh wilayah Jepang merayakan festival ini. Konon, perayaan yang paling meriah diselenggarakan di kota Sendai.

Menggantung Harapan pada Perayaan Tanabata

Hiasan yang sering dilihat saat festival Tanabata berupa daun bambu (sasa) yang dipercaya sebagai tempat tinggal arwah leluhur. Perayaan tantabata adalau suatu tradisi Jepang kuno untuk mendoakan arwah leluhur atas keberhasilan panen yang mereka terima dan perayaan ini merupakan tanda syukur atas berkah yang diterima itu.

Selain itu, ada juga legenda yang cukup terkenal mengenai acara Tanabata loh… Suatu kisah yang melatar belakangi perayaan tanabata ini. Ya, kisah yang menjadi legenda dimana mengisahkan bintang Vega yang merupakan bintang tercerah dalam rasi bintang Lyra sebagai Orihime, putri Dewa Langit yang pandai menenun. Dan bintang Altair yang berada di rasi bintang Aquila dikisahkan sebagai pengembala yang rajin bernama Hikoboshi. Walau awalnya tidak mendapat restu, kegigihan Hikoboshi untuk menikahi Orihime meluluhkan hati Dewa Langit.

Sayangnya setelah menjadi suami istri, pasangan ini lebih sering bersenang-senang dan bermalas-malasan sehingga Orihime tidak lagi menenun dan Hikoboshi tidak lagi menggembala. Dewa Langit yang murka memisahkan keduanya dengan Amanogawa (sungai Amano / Galaksi Bima Sakti) diantara mereka. Pasangan ini hanya diizinkan bertemu setahun sekali di malam hari ke-7 bulan ke-7 setelah mereka bekerja keras selama setahun.

Menggantung Harapan pada Perayaan Tanabata

ilustrasi

Ketika mencoba untuk saling berjumpa, ternyata sungai tanpa jembatan itu sulit dilalui sehingga Orihime menangis. Sekawanan burung Kasasagi mendengar tangisan ini dan membentangkan sayap untuk membentuk jembatan. Namun jika hari hujan, burung-burung itu tidak akan datang dan pasangan itu terpaksa menunggu hingga setahun ke depan.

Dengan melihat legenda Jepang kuno ini dipercaya kalau ada 7 Juli dini hari, bintang Altair, Vega dan galaksi Bima Sakti adalah bintang-bintang yang paling mudah dilihat dengan jelas.

Bagus ya ceritanya. Tapi kalau pada malam hari ternyata hujan, masyarakat Jepang percaya kalau itu adalah airmata dari sang Putri (Orihime) dan Hikoboshi yang tidak bisa bertemu.  :'(  T_T

Menggantung Harapan pada Perayaan Tanabata

Selain perayaan tanda syukur atas hasil panen dan kisah tentang Orihime dan Hikoboshi, ada yang cukup menarik bagi masyarakat Jepang dalam merayakan Tanabata ini, yaitu menulis permohonan di atas Tanzaku atau secarik kertas berwarna-warni. Kertas Tanzaku terdiri dari 5 warna, hijau, merah, kuning, putih dan hitam. Permohonan yang ditulis bisa bermacam-macam sesuai dengan keinginan.

Menggantung Harapan pada Perayaan Tanabata

Setelah ditulis apa yang diharapkan di masa mendatang, kertas-kertas Tanzaku lalu diikatkan / dikaitkan di ranting daun bambu. Jadi seperti membentuk pohon harapan. Bisa kebayang kan minna-san, banyak kertas warna-warni yang bergantungan di pohon bambu dengan berbagai macam permohonan yang diharapkan. Uwaaa, suteki na…

Gimana minna san? Makin tertarik dengan Jepang? Segera daftar di Tensai Nihongo Bunka Gakuin Karawang, karena di Tensai minna san gak cuma belajar bahasa Jepang saja tapi juga budaya Jepang, pokoknya all about Japan lah… Buruannn.. karena kuota terbatas tiap kelasnya…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.